Pada suatu hari, kejadian yang dapat mengubahkan ibunya pun terjadi. Karena ingin menjemur popok cucunya, sang nenek tertusuk paku berkarat dihalaman rumahnya. Dorkas segera membawa ibunya ke dokter untuk diperiksa. Ternyata ibunya terkena infeksi karena paku itu dan dinyatakan terkena tetanus. Kakinya mulai bengkak dan demam.
Karena infeksi yang sudah parah, akhirnya ibunya meninggal dunia. Ketika mendengar kabar memilukan itu, Dorkas tidak percaya, ia tidak dapat menerima hal itu. bahkan ia sampai pingsan.
Ia merasa ini adalah kesalahannya. Karena menjemur popok anaknya, dan tertusuk paku, ibunya jadi meninggal. Ia mulai menyalahkan keadaan. Suami dan pernikahannya pun ia jadikan alasan kematian ibunya.

Suaminya membawa Dorkas ke dokter untuk mendapatkan berbagai pengobatan untuk kesembuhannya. Namun tak ada satupun yang membuahkan hasil. Dorkas semakin kacau dan tidak waras. Bahkan ia manganggap suaminya adalah musuh yang harus dibunuhnya.
Suatu hari, ia merencanakan pembunuhan terhadap suaminya. Ia ingin menusuk suaminya dengan pisau. Tetapi karena suaminya tahu bahwa istrinya sedang stress, ia pun dapat mengagalkan rencana istrinya itu. karena gagal, anaknya pun siap menjadi sasaran. Tetapi harus gagal lagi karena suaminya dapat mencegahnya.

Ia lalu menangis dan meminta ampun pada Tuhan atas apa yang sudah ia perbuat selama ini. saat itu ia mulai kembali semangat. Tuhan mengangkat Dorkas dan akan dibawa Tuhan untuk melayani disuatu tempay. Dorkas pun setuju akan hal itu.
Saat itu juga, Dorkas mulai berpikir hal-hal positif. Walaupun fisiknya belum sembuh tetapi jiwanya sudah sembuh. Perlahan tapi pasti, ia dipulihkan. Ia menyadari bahwa segala sesuatu diatur oleh Tuhan. Dorkaspun akhirnya dapat menerima kepergian mamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar