Selamat Datang

Terimaksih telah mengunjungi situs Pelayanan ini. Tuhan Memberkatimu

Anugerah Tuhan Dibalik Peristiwa Tragis Sang Suami

Tanggal 4 Maret 2008 adalah tanggal yang akan selalu diingat oleh keluarga Herwanto Wibowo, khususnya Enrika. Pada tanggal tersebut, Herwanto, suami yang dicintainya hampir meninggal karena tindakan brutal yang dilakukan oleh seseorang yang tidak dikenal. 

“Waktu saya enak-enak belanja, anak buah saya datang, “ci, disuruh pulang” Saya tanya,

Diintai Roh kematian Didera Ketakutan Tiada Henti

“Saat itu saya sedang mempersiapkan buku untuk pelajaran esok hari. Namun ketika saya sampai di meja belajar, saya malah tidak tahu apa yang harus saya perbuat. Lalu tiba-tiba saya ambil buku, dan tanpa saya rencanakan sebelumnya tiba-tiba saja saya langsung menggambar wajah orang-orang yang seram tanpa dapat saya kendalikan.

Dan setelah 2 atau 3 gambar kemudian,

Kematian Ibu Membuat Aku Tidak Waras

Semenjak masa mudanya, Dorkas sangat tergantung pada orangtuanya, terutama ibunya. Bahkan ketika ia sudah menikah dan memiliki anak, ia masih tinggal bersama ibunya dan bergantung pada ibunya.

Pada suatu hari, kejadian yang dapat mengubahkan ibunya pun terjadi. Karena ingin menjemur popok cucunya, sang nenek tertusuk paku berkarat dihalaman rumahnya. Dorkas segera membawa ibunya ke dokter untuk diperiksa. Ternyata ibunya terkena infeksi karena paku itu dan dinyatakan terkena tetanus. Kakinya mulai bengkak dan demam. 

Karena infeksi yang sudah parah, akhirnya ibunya meninggal dunia. Ketika mendengar kabar memilukan itu, Dorkas tidak percaya, ia tidak dapat menerima hal itu. bahkan ia sampai pingsan.
Ia merasa ini adalah kesalahannya. Karena menjemur popok anaknya, dan tertusuk paku, ibunya jadi meninggal. Ia mulai menyalahkan keadaan. Suami dan pernikahannya pun ia jadikan alasan kematian ibunya.

Mulai saat itu Dorkas tidak bisa tidur dan tidak mau makan. Ia mengalami kegoncangan jiwa dan kelemahan fisik. Ada saat dimana tangan dan kakinya kram dan tidak bisa bergerak. Saat mulai normal lagi, Dorkas mulai berbicara sendiri. ia melupakan suami dan anaknya dan sering mendengar suara-suara yang menganggunya. 

Suaminya membawa Dorkas ke dokter untuk mendapatkan berbagai pengobatan untuk kesembuhannya. Namun tak ada satupun yang membuahkan hasil. Dorkas semakin kacau dan tidak waras. Bahkan ia manganggap suaminya adalah musuh yang harus dibunuhnya.

Suatu hari, ia merencanakan pembunuhan terhadap suaminya. Ia ingin menusuk suaminya dengan pisau. Tetapi karena suaminya tahu bahwa istrinya sedang stress, ia pun dapat mengagalkan rencana istrinya itu. karena gagal, anaknya pun siap menjadi sasaran. Tetapi harus gagal lagi karena suaminya dapat mencegahnya.

Pada saat keadaan sedang normal, Dorkas teringat untuk berdoa. Tetapi doanya hanya untuk formalitas saja. Karena ia merasa bahwa Tuhan tidak sayang padanya. Ia ingin supaya ia matio saja. Justru pada saat ia berdoa, ia mendengar suara. Ia teringat satu ayat: “Allah turut bekerja dalam segala perkara, yang mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-Nya”

Ia lalu menangis dan meminta ampun pada Tuhan atas apa yang sudah ia perbuat selama ini. saat itu ia mulai kembali semangat. Tuhan mengangkat Dorkas dan akan dibawa Tuhan untuk melayani disuatu tempay. Dorkas pun setuju akan hal itu.

Saat itu juga, Dorkas mulai berpikir hal-hal positif. Walaupun fisiknya belum sembuh tetapi jiwanya sudah sembuh. Perlahan tapi pasti, ia dipulihkan. Ia menyadari bahwa segala sesuatu diatur oleh Tuhan. Dorkaspun akhirnya dapat menerima kepergian mamanya. 

Saat ia sudah dipulihkan, iapun melayani orang yang sakit jiwa. Tuhan memberikan mukjizat padanya dan menyembuhkan semua penyakit dalam hidupnya.

A Liang: Pertobatan Wanita Penjudi Berat

Puluhan juta rupiah ia hamburkan begitu saja, tak ada lagi yang lebih menggairahkan bagi A Liang selain judi.
“Jika malam-malam ketika suami tidur, saya tidak takut untuk pergi sendiri. Dalam seminggu itu bisa 4 atau 5 kali… Dan saya memegang banyak uang,” ungkap A Liang.

Bukan hanya uang, bahkan keluarganya pun ia pertaruhkan demi judi yang dicintainya. “Saya sampai tidak bisa ngomong lagi. Dia bilang ‘Saya main bukan pakai uang kamu.’ Udah bicara berapa kali dia tidak mau dengar, ya saya tidak bisa ngomong lagi,” kisah suami A Liang.

Kebiasaan buruk berjudi A Liang tersebut disebabkan karena traumatis masa lampaunya. Derita dan pahitnya hidup telah A Liang rasakan sejak ia kecil. Demi mencari uang, ia sudah bekerja semenjak masa kecilnya.

“Saya pernah dibawa oleh mama saya untuk jaga adik saya ke tempat main judinya. Mama saya judinya judi rumah tangga. Biar dikit-dikit ya, itu pun tetap sangat pengaruh untuk ekonomi. Kalau mama saya judi, menang, saya dapat makan enak. Kalau mama saya kalah berjudi, saya kena semprot, kena marah, kena pukul,” kisah A Liang mengenai kebiasaan buruk ibunya yang suka berjudi.

Judi yang ibunya lakukan, terus menariknya dalam kepedihan hidup yang semakin dalam.
Sebenarnya A Liang berjanji bahwa ia tidak ingin seperti ibunya, “Saya melihat gitu, nanti kalau saya besar saya tidak boleh seperti mama. Saya harus menjagai anak-anak saya. Saya tidak boleh seperti mama saya. Anak-anak mama saya itu terlantar semua.”

Tanpa A Liang sadari, ia telah menjadi sama seperti ibunya. Bahkan kecanduannya semakin menggila.
“Semuanya, fokus dan pikiran hanya ke judi. Sampai saya gak pergi kerja, pergi judi saja,” ungkap A Liang.
Hutang, perlahan dan pasti mulai membelenggu hidup A Liang. Ia pun berencana untuk memperbaiki nasibnya dengan pergi ke luar Negeri. Niat baik sang kakak untuk meminjamkan uang sebagai deposit ke bank justru menjadi titik awal kehancurannya. 

“Tak ada rencana, saya ambil uang dari kakak saya itu yang dititipkan ke bank. Akhirnya… saya berani untuk pakai berjudi dan habis. Jadi saya kalah 40 juta, masih ada 40 juta, dan saya ingin menang lagi. Saya berpikir kalau saya tidak menang, paling, saya bunuh diri saja. Akhirnya… Saya bukannya kalah, tapi malah menang banyak. Saya pun ingin untuk main lagi. Pikirannya saya nanti bisa menang lagi, belum cukup untuk kembalikan uang kakak saya. Tetapi akhirnya uang itu… saya kalah lagi,” kisah A Liang mengenai bagaimana ia menghabiskan uang pinjaman kakaknya.

Ketakutan mulai menghantui A Liang. Melarikan diri ke sebuah tempat asing menjadi keputusannya guna menutupi rasa malu dan lari dari penagih hutang yang mencarinya.
“Saya tidak berani pulang ke rumah, saya meninggalkan anak saya. Tapi saya lari sambil main juga, ya berharap siapa tahu nanti masih bisa menang. Akhirnya saya pun tak menang, timbullah lagi niat bunuh diri lagi,” kisah A Liang.
A 
Liang - Pertobatan Wanita Penjudi Berat“Rasanya hidup ini tak ada artinya. Bikin malu semua saudara. Bikin susah orang tua, bikin susah suami. Muka mau ditaruh dimana…? Lebih baik saya bunuh diri saja,” pikir A Liang.

Bagi A Liang, kematian menjadi satu-satunya jalan keluar dari semua kesalahan yang telah ia lakukan. Namun sebuah suara lembut, tiba-tiba terdengar dan menyadarkannya.
“Saya mengasihimu… Kata suara tersebut. Saya bilang, ‘Benar Tuhan, Kamu masih mengasihi saya?’ Lalu saya bilang, ‘Yesus… banyak orang benci saya, banyak orang menghina saya, gara-gara kesalahan saya… Tapi Kamu masih bisa mengasihi saya.’ Tuhan menyuruh saya pulang… ‘Pulang kepada suamimu, akan kubereskan semua hutang-hutangmu. Percaya saja.’ Satu suara itu terus di telinga saya. Aku mengasihimu. Pulanglah… pada suamimu,” kisah A Liang bagaimana Tuhan berbicara langsung kepada dirinya untuk menjadi kuat dan kembali pada keluarganya.
Akhirnya A Liang pun percaya. Ia pun memberanikan diri menelepon suaminya.

“Saya takut untuk menelepon suami saya. Saya tidak berani, takut rasanya,” ungkap A Liang.
A Liang pun memberanikan melangkahkan kakinya ke rumah. Tetapi kenikmatan judi tidak semudah itu melepaskan A Liang. Hingga sebuah pernyataan dari sebuah buku yang A Liang baca, kembali menyadarkan A Liang atas semua kesalahannya.
“Saya baca Firman Tuhan dan saya temukan bahwa Tuhan itu mengasihi, mengasihi semua anak-anakNya. 

Tapi Tuhan tak mau dipermainkan, kata dalam Firman itu. Seringkali saya membaca Firman Tuhan itu, selalu tersentuh hati saya. Jadi, saya tidak mau main-main lagi sama Tuhan. Saya harus membereskan semuanya,” kisah A Liang.
Maka A Liang pun berusaha untuk tidak judi lagi.
“Semenjak tahun 2003 sampai sekarang, saya tidak bermain judi lagi. Judi, buntut, apapun saya tidak main judi lagi,” kisah A Liang.

A Liang telah terlepas dari judi yang mengikatnya selama bertahun-tahun. Satu demi satu hutangnya pun telah ia lunasi dan kebahagiaan telah kembali dalam keluarga ini.
“Kalau kepingin kaya, itu tidak salah. Tapi kalau pingin kaya dari berjudi, itu tidak mungkin,” ujar A Liang.
“Rumah tangga saya sudah mau hancur-hancur, Tuhan sudah pulihkan. Keuangan saya, Tuhan juga sudah pulihkan. Tak ada satu manusiapun bisa memberi saya damai sejahtera, hanya Tuhan Yesus,” tambah A Liang.

Istri Kejam yang Menyiksa Buah Hatinya Sendiri

Kebahagiaan Mui Ha hanya seumur jagung. Setelah anak pertamanya lahir, Mui ha berubah menjadi sosok wanita yang keras. Anaknya pun sering menjadi korban kemarahannya.
“trus anak 9 bulan aja kalo nangis saja saya pukul. Saya cubit. Dasar anak gak berguna, kalo tahu mah gw matiin saya bilang gitu. Udah saya marah-marah, saya lempar anaknya ke kasur,” ujar Mui Ha mengawali kesaksiannya. 

Namun, keberingasan Mui Ha tidak cukup sampai disitu. Saat anaknya pertama semakin besar, sedikit kesalahan yang dibuatnya akan berakibat fatal.
“Saya tanya kenapa lis, bisa tumpah. Dia jawab gak tahu, tahu. Tanyain gak tahu, spontan saya angkat kemoceng, saya pukul dia. Saya bilang dasar anak gak berguna. Semua perkataan gak bener, saya ucapkan ke dia,”
Saat anaknya tidak mau mengaku, Mui Ha semakin ganas menyiksanya. 

“Pertama, saya gigit kupingnya sampai berdarah. Walaupun dia sudah minta ampun, tetap aja dia saya pukul. Sambil pukul, sambil membayangi muka wajah mama saya”. 

Sejak lahir, Mui ha tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Kehadirannya selalu ditolak oleh ibu kandungnya. 

“Kalau saya panggil dia mama, dia tidak pernah nyahutin. Kalau saya dekatin, dia selalu dorong. Saya gak pernah diberi kesempatan dekatin dia, apalagi kalau saya sakit panas atau apa, mama selalu bilang begini, “kamu sakit itu kamu sendiri yang mau. Mati aja, ga pa pa. Lo anak yang lebih. Kalau gw ga ngelahirin lo, ga suka begini,” Pas lahirin saya, mama terus sering sakit, kena musibah” kata Mui Ha sambil menahan tangis.

Beranjak remaja, hidup Mui Ha sedikit pun berubah. Seringkali dia dipersalahkan untuk hal yang tidak ia lakukan.
Suatu waktu, adik Mui Ha menangis karena menginginkan kue. Mendengar tangisan, kakak Mui Ha langsung mendatanginya dan menampar hingga pipinya berdarah. Tanpa terlihat iba, kakak Mui Ha menyuruh dirinya untuk mengkumur-kumur bibirnya yang berdarah dengan air garam agar darahnya berhenti. Ia pun menuruti perintah tersebut. 

Penderitaan Mui belumlah selesai. Ketika ia membantu adiknya yang sedang terjerumus ke sungai, Mui Ha malah dimarahi oleh kakaknya sendiri yang tidak jauh dari situ. Bahkan saat mamanya sampai di tempat dimana dia dan saudarinya sedang bermain, ibu Mui Ha langsung marah-marah melihat kondisi adik Mui Ha yang penuh lumpur. 

Tanpa basa-basi, sang ibu pun langsung menghajar dirinya. Tangisan dirinya, tidak membuat mamanya diam atau mengurangi pukulannya. Malah, saat dirinya minta ampun, malah kata-kata yang kurang pantas keluar dari mamanya sambil terus memukul dirinya yang sudah menderita. 

Namun, siksaan yang diterima Mui Ha dari ibunya semakin hari semakin parah dan merajalela. Bahkan, di depan mata ayahnya, sang ibu tega memukul dirinya tanpa alasan.
“Memang saya mandi di sungai agak lamaan karena saya mencari ikan untuk lauk buat makan. Jadi mungkin karena kelamaan atau apa, saya juga tidak tahu. 

Saya udah naik dari sungai, saya masuk ke dapur tahu-tahu dari belakang mama tarik rambut saya, dijenggut langsung dipukul, dihajar dengan kayu sebesar batang senter sampai diri saya terkencing-kencing disitu. Papa yang melihat hal itu, hanya merangkul saya,” ujarnya. “Melihat diri saya dirangkul papa, mama malah bertambah kasar. 

Papa pun segera keluar dari situ dan tidak berapa lama kemudian datang membawa golok. Bukannya takut, malah perkataan mama semakin menyakitkan dan berkata kepada papa agar membawa saya pergi dari rumah mereka,” lanjut Mui Ha.
Kebencian Mui Ha terhadap ibunya sudah memuncak, sebuah tindakan gila menantang sang ibu siap ia lakukan. 

“Saya bilang, “awas lho ma. Kalau saya sudah jadi orang kuat, saya akan bunuh mama di depan papa. Dan kalau mama mati, saya tidak akan tangisin mama.”
Mui Ha tidak pernah membayangkan bahwa hidupnya akan hancur di tangan ibunya sendiri. Hatinya tidak kuat menahan rasa sedih di dalam batinnya. Rasa sesal hadir di dunia ini pun menyelimuti dirinya. Tanpa sadar, masa lalunya itu pun terus mengikat dirinya sampai ia menikah dan mempunyai anak.
Perlakuan kasar Mui Ha terhadap salah seorang putrinya merupakan hasil masa lalu yang terus ia ingat. Elis, putri dari Mui Ha yang sering kali mendapat perlakuan kasar mengaku sedih atas tindakan masa lalu mamanya kepadanya ketika itu.
“Kok mama bisa begini? Kenapa Elis gak lahir di keluarga yang beda, jangan di keluarga yang seperti ini,” ungkap Elis sambil menahan tangis.

Dendam telah membuat Mui Ha menjadi sosok yang kejam sama seperti ibunya, namun hati kecilnya menjerit, ia tidak pernah mau hidup seperti ibunya.
“Saya gak bisa lepas kekerasan saya walaupun sebenarnya saya menyesal dengan apa saya lakukan. Selalu saya tonjok dada saya sendiri dan kepala saya, saya jedotin ke tembok. Gak bisa hilangin emosi, tetapi gak bisa. Saya merasa tidak menemukan jalan keluar untuk masalah saya ini,” kisah Mui Ha. 

Tak ada yang mampu mengubah sifat keras Mui Ha, sampai suatu hari ia bertemu dengan seorang teman. Kepada wanita tersebut, Mui Ha menceritakan rahasia hidupnya. Dalam pembicaraan tersebut, temannya memberikan saran kepadanya agar dia bisa mengubah perilaku terhadap putrinya. Namun, itu tidaklah belum bisa mengubah sifatnya yang keras. 

Dua hari kemudian, Mui Ha dibawa ke dalam sebuah pertemuan yang nantinya akan menjungkir balikkan hidupnya.
“Dari situ, saya dengar setiap khotbah yang disampaikan oleh hamba Tuhan yang berdiri di depan mimbar. Sampai ada satu ayat yang begitu me-rhema di hati saya yakni di Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Tetapi, ayat itu seperti bertolak belakang dengan kenyataanya saat ini. 

Di mata orang tua saya, saya bukanlah orang berharga; di mata suami, saya tidak berharga karena saya orang gila.”
Saat itu juga, Mui Ha ditantang untuk mengampuni ibunya. Bayang-bayang kekejaman sang ibu sangat melekat di ingatannya. Masih segar di ingatan Mui Ha, saat terakhir ibu menangis di sisinya. Tidak ada rasa iba yang ditunjukkannya kepada sang ibu ketika itu bahkan harapan akan kematian cepat dari ibunya itulah yang diinginkannya.

Kuasa Tuhan dalam pertemuan itu begitu kuat. Walaupun begitu, perjuangan Mui Ha melepaskan pengampuan kepada orang-orang terdekatnya tidaklah mudah.
“Pembimbing saya bilang, kamu bisa, kamu pasti bisa katanya. Kamu panggil Tuhan Yesus. Y

a sudah saya panggil, Tuhan Yesus bantu saya Tuhan, sanggupkan saya untuk bisa mengampuni mama saya. Ketika saya berteriak Tuhan Yesus yang ketiga kalinya, saya melihat ada layar putih yang terbuka dan terdengar suara bisikan yang mengatakan bahwa saya pasti bisa mengampuni mama saya. Saya pun taat dengan suara Tuhan dan saat itu saya mengambil keputusan untuk mengampuni mama saya. Saya tahu saya telah ditebus oleh Tuhan dan hidup saya berharga di hadapan-Nya “

Kata-kata pengampunan itu telah mencabut 
setiap akar pahit dari hati Mui Ha. Satu pengakuan tulus keluar dari hatinya. 

“Saya minta ampun sama Tuhan karena selama ini dendam sama mama, suami, saudara, sama anak. Saya gak tahu mengapa perasaan dendam itu begitu dalam dan berat, tetapi waktu saya pertama kali mengampuni mama, saya merasakan kelegaan,”
Hari itu juga, Mui Ha memberanikan diri memohon maaf kepada kedua anaknya. Tangisan dan pelukan diantara mereka menjadi sebuah awal hubungan yang baru di antara mereka. Anak-anak Mui Ha pun mengaku bahwa mereka sudah lama mengampuni setiap kelakuan dari dirinya. 

Mui Ha yang telah bertahun-tahun menyiksa darah dagingnya sendiri kini telah berubah total menjadi seorang ibu yang penuh dengan kasih. Dirinya mengaku begitu mengucap syukur dengan perubahan yang sekarang dia alami di dalam Tuhan Yesus.
“Saya senang sekali, senang sekali dan selalu tidak pernah habis-habisnya selalu mengucap syukur,” ungkap Mui Ha menutup kesaksiannya.

Diculik Dan Dibunuh, Namun Hidup Kembali


“Sebelum kejadian itu saya alami, saya bermimpi diculik oleh dua orang ke hutan. Tapi saya tidak tahu di hutan mana. Di situ saya dipukuli dan dibunuh. Saya sempat menceritakan mimpi saya itu ke seorang teman, tapi teman saya berkata bahwa hal itu hanyalah mimpi, tidak mungkin jadi kenyataan,” demikian Janni memulai kesaksiannya. 

Justru sekitar satu bulan kemudian, mimpi Janni menjadi kenyataan. Hari itu Janni sedang berjalan-jalan di daerah Kota ketika tiba-tiba ada seseorang menepuk pundaknya. Ada enam orang pelaku yang membawanya masuk ke dalam taksi dan membawanya ke sebuah hutan. Di hutan tersebut, Janni diperlakukan secara tidak manusiawi.

“Saya dipukul, ditendang dan diancam. Mereka berkata, kamu harus temukan cara untuk bisa menebus nyawa kamu, supaya kamu bisa pulang dengan selamat. Maka saya menelepon abang saya. Saya bilang, ‘Bang saya diculik. Saya posisinya di hutan, saya tidak tahu hutan mana, saya diculik’.”

Hari itu kakak Janni sedang dalam perjalanan menggunakan sepeda motor. Selain mendapat telepon dari Janni, si penculik juga menghubunginya serta meminta uang tebusan sebesar 20 juta. Setiap setengah jam si penculik menghubungi kakak Janni dan terus menyampaikan ancaman akan membunuh Janni jika uang yang diminta tidak segera ditransfer. Pada hari itu juga kakak Janni langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Dan sewaktu masih di kantor Polisi, penculik itu kembali menelepon.

“Sebelum jam sembilan uang itu harus sudah ditransfer, kalau tidak adik kamu saya habisi,” demikian kakak Janni bercerita. “Saya sudah transfer sebagian, tapi saya harus mencari pinjaman dulu kepada teman-teman dan kerabat supaya bisa cukup.”

Namun pada akhirnya negosiasi dengan para penculik itu menghadapi jalan buntu karena para penculik itu mengetahui bahwa kakak Janni telah melapor ke Polisi..
“Pada saat itu saya tambah merasa tertekan, ketakutan saya lebih tinggi lagi. Mereka bilang, ‘Adik kamu sekarang saya bunuh’. Saya bilang, ‘Kenapa adik saya harus dibunuh? Saya sudah transfer uang yang diminta’. Mereka menjawab karena saya lapor polisi.”
Akibat negosiasi yang gagal, maka saat itupun Janni dipersiapkan untuk dibunuh.
“Ini makanan terarkhir kamu, makan! Lihat matahari, ini terakhir kali kamu lihat matahari dan makan. Hari ini kamu mati.”

Mereka menyeret Janni dan memukulinya sampai ia sekarat. Dan akhirnya, salah satu dari penculik itu menjerat lehernya untuk menghabisi nyawanya. Setelah dibunuh, tubuh Janni dibuang ke semak-semak. 

“Hampir jam sebelas, si penculik menelepon, ‘Adik kamu sudah saya bunuh’. Saya tidak bisa apa-apa, hanya diam. Saat itu saya pasrah. Sambil air mata saya mengalir, saya berdoa, Tuhan saya berserah penuh pada-Mu. Jika adik saya masih hidup, kembalikan utuh dari kepala sampai ujung kaki”
Namun sebuah peristiwa spiritual dialami oleh Janni.
“Saat itu saya merasakan sudah mati. Bahkan roh saya melihat sendiri jenasah saya diseret ke semak-semak. Tapi pada saat itu saya melihat sebuah cahaya yang terang sekali. Yesus menampakkan diri dengan cahaya yang terangnya luar biasa. Tiba-tiba ada angin yang begitu kencang dan roh saya kembali ke tubuh saya.” Setelah sadar, Janni pun berlari keluar hutan untuk mencari pertolongan.

Sekitar jam 1 siang, kakak Janni pamit pulang dari kantor polisi. Namun seorang polisi menahannya, “Jangan! Jangan pulang dulu.” Dan sekitar lima belas menit kemudian, seorang polisi memberitahukan bahwa adiknya sudah ditemukan dan sekarang berada di rumah sakit.
“Pada saat itu, saya langsung mengucap syukur kepada Tuhan. Tuhan terima kasih, Tuhan Yesus saya sangat berterima kasih. Pada saat bertemu dengan Janni, saya langsung memeluknya dan terus mengucap syukur kepada Tuhan.” Demikian ungkap kakak Janni.

Janni pun tak putus-putusnya mengucap syukur buat kebaikan Tuhan, “Kebaikan Tuhan yang saya alami tidak pernah saya bayangkan, saya bisa selamat dari maut. Saya bisa bertemu dengan abang saya, juga bisa bertemu dengan keluarga. Saya rasanya bangga bisa hidup kembali. Saya senantiasa mengucap syukur atas kebaikan Tuhan. Bahkan saya mengucap syukur atas segala hal yang Tuhan kerjakan. Tuhan itu luar biasa.”

Choky Sitohang Disembuhkan Dari Hepatitis

Siapa yang tidak mengenal presenter yang berpenampilan menarik dan sedang naik daun ini. Tanpa disangka-sangka Choky divonis dokter terkena penyakit Hepatitis (liver). Ia terkejut karena ia merasa bahwa ia adalah orang yang paling sehat. Tetapi ia malah jatuh sakit. Yang membuat ia kecewa adalah karena ia mengalami sakit pada saat ia sedang berkarir. Ia sedang mengejar cita-citanya untuk menjadi presenter terkenal.

Pada saat itu ia mulai flash back kehidupannya 2 tahun terakhir ini. Ia sibuk dengan pekerjaannya. Ia mencari uang dengan giat, sesudah itu ia menghabiskan waktu dengan hobi dan teman-temannya. Setelah lelah sampai dirumah ia langsung beristirahat. Ia lupa bahwa ia tidak pernah meluangkan waktunya untuk menyapa Tuhan. Ia tidak pernah bersaat teduh bahkan hari Minggu terkadang ia tidak ke gereja, dan Roh Kudus mulai mengingatkannya akan hal itu. 

Pada saat ia sakit, ia harus dirawat di Rumah Sakit selama 21 hari. Padahal ia tidak mempunyai cukup uang untuk biaya Rumah Sakit. Dokter berkata bahwa ia harus tetap dirawat karena sakitnya cukup parah. Tetapi dokter berkata bila ada mukjizat maka Choky dapat keluar Rumah Sakit sesegera mungkin.

Pada hari ke delapan, Choky berangsur-angsur pulih. Akhirnya ia bisa keluar dari Rumah Sakit dan ia dapat membayar biaya Rumah Sakit. Tetapi Choky tidak dapat langsung dapat melakukan kegiatannya. Ia harus bed rest selama 3 bulan. Ia menjalaninya. Pada saat ia merasa sehat, perasaan takut itu datang. Ia merasa tidak bisa sukses. Tetapi pada saat itu Tuhan meyakinkan bahwa ia harus melakukan bagiannya dan Tuhan yang akan lakukan bagian-Nya.
Mulai saat itu ia kembali menulis CV untuk ia masukkan ke beberapa agensi. Ia mulai menghubungi teman-temannya dan mencari link untuk memberikan jalan ia menjadi presenter. Ia melakukan yang terbaik pada waktu di casting. Sampai pada akhirnya produsernya berkata bahwa ia adalah orang yang tepat untuk acara ini. 

Ada saatnya ia hampir gagal dan ia ingin menyerah. Tetapi Tuhan jelas berkata jangan pernah menyerah, lakukan terus apa yang sedang dilakukan karena ia menuju keberhasilan. Ia mendapatkan satu ayat “Tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru, mereka seumpama rajawali yang naik terbang…”. Ada waktunya Tuhan memberikan kepercayaan dari yang kecil dampai yang besar. Dari perkara yang kecil, bila kita setia lalu Tuhan pasti akan mempercayakan hal yang besar.

Tuhan mengajarkan Choky untuk tetap optimis. Melakukan sesuatu yang baru dengan semanagt. Tuhan Yesus adalah sahabatnya. Walaupun banyak sahabatnya di dunia tetapi ia merasa bahwa Yesus adalah sahabat sejatinya. Pengharapan akan menimbulkan iman dan pada akhirnya akan menghasilakan satu solusi. Itulah hal yang ia percayai tentang kehidupannya bersama Tuhan Yesus.

Kisah Takluknya Nono Sang Pemburu Kebahagiaan

Hanya demi mendapatkan kesenangan dan pengakuan dari teman-temannya, Nono Tjokro merusak hidupnya dengan minuman keras. Ketika masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), Nono berkenalan dengan minuman keras yang kemudian membawanya kepada narkoba, perkelahian dan juga seks bebas.

“Siapa sih laki-laki yang ngga bangga kalau kita punya nama? Kita dikenal…?” demikian ujar Nono mengungkapkan alasannya menjalani semua kebejatan itu.
Berkelahi adalah salah satu cara untuk menunjukkan kejantanannya sehingga bisa mendapatkan penghormatan baik oleh kawan maupun lawan.

“Waktu itu saya sekolah di SMA 2. Ada seorang teman yang menelpon saya.”
“Eh..ada anak baru nih..”   
“Emang kenapa?” Tanya Nono.
“Ngga..sombong aja..”
Hanya dengan alasan seperti itu, Nono tega menghajar 
orang lain yang tidak dikenalnya.
“Karenanya mereka tahu kalau saya suka berkelahi..”
Mabuk-mabukan dan berkelahi sudah menjadi hal biasa bagi Nono. Bahkan ketika ia bekerja di luar daerah kelakuannya pun semakin menjadi-jadi. 

“Waktu saya mau ke kantor, saya harus konsumsi ganja dulu.. supaya saya merasa fit. Narkoba sudah menjadi seperti suplemen buat saya. Ketika saya sampai dikantor, saya duduk dan meminta rekan saya memutar lagu. Lalu saya denger lagu, sambil saya ngelinting di depan mereka!! Saya sudah tidak peduli dengan pendapat orang. Saya bertumbuh menjadi orang yang berpikir ‘Udah deh, kalau saya mau mati, mati aja..’ Yang saya tahu, saya cuma mau senang. Jadi kalau saya bisa konsumsi ganja, atau saya bisa konsumsi jenis narkoba yang lain itu berarti saya ngga bakalan sedih. Saya pasti senang dan saya harus senang.”

Kesenangan demi kesenangan terus dicari Nono, sampai akhirnya ia terjerumus dalam dunia malam.
   “Saya mulai masuk di diskotik. Saya merasa ini tempat yang sangat   mengasikkan   banget. Sepertinya ini bisa lebih menyenangkan hati saya lagi. Waktu on dengan teman-teman, kami dugem sama-sama, saya sudah seperti penggembira. Saya bisa naik ke atas-atas speaker, saya bisa goyang di atas mejanya orang. Sudah seperti kita yang punya dunia. Disitulah awal-awal saya berkenalan dengan perempuan. Kalau orang bicara narkoba tanpa perempuan tanpa seks, itu omong kosong. Saya karaoke, saya berkenalan dengan perempuan, ditemani perempuan, begitu pulang pasti buntut-buntutnya seks. 

Dua hal yang sangat menyenangkan buat saya, adalah narkoba dan perempuan. Jadi sampai tahun 2001, bayangkan, hampir setiap hari kehidupan saya hanya seputar itu. Mabuk-mabukan, narkoba, perempuan, itu seperti sesuatu hal yang sudah mendarah daging dalam hidup saya.”
Tiada hari yang dilaluinya tanpa mabuk-mabukan dan narkoba. Demi kesenangan yang ia cari, Nono pun terus berpetualang dalam kehidupan liarnya. Hingga suatu hari, sesuatu terjadi dan meluluh-lantahkan semua harapannya.

“Sampai 2001 malam natal, akhirnya saya ditangkap. Hari itu adik-adik sedang bakar petasan di depan, lalu perintis masuk. Kebetulan saya lagi minum di belakang dan ada ganja di tangan saya. Saya pingin ke depan, karena saya liat rame di depan. Jadi saya sembunyikan bungkusan rokok itu di pinggir jalan, saya ngga sadar intel polisinya masuk. Empat orang polisi sudah langsung pegang saya,”demikian Nono bercerita tentang penangkapannya. 

“Selamat malam pak, ini punya bapak?” Seorang polisi menunjukkan sebungkus rokok pada Nono.
“Ya.. benar. Itu punya saya.”
“Tangkap..”

Akhirnya Nono di gelandang ke Poltabes. Detik itu, ketakutan mulai menyusup di benak Nono.
“Waktu saya di borgol, waktu dalam perjalanan ke Poltabes, mulai ada ketakutan yang timbul dalam hati saya. Pada hal saya dulu orang yang tidak kenal rasa takut.”
Bagai jatuh tertimpa tangga, ketika Nono mendengar kabar yang membuatnya merasa seluruh masa depannya hancur.
“Satu kali, sewaktu saya masih di penjara, teman-teman dari kantor datang. Saya pikir ada apa? Ternyata mereka datang untuk mengantarkan surat pemecatan saya. Pemecatan saya, jujur sangat membuat saya kecewa. 

Saya ngga nyangka SK pemecatan saya itu datang di akhir-akhir masa hukuman saya. Saya hanya tahu pekerjaan ini adalah satu-satunya harapan buat saya. Jadi waktu saya tidak lagi memiliki pekerjaan ini, dan SK pemecatannya keluar, saya seperti kehilangan hal yang besar. Seperti saya kehilangan sesuatu yang benar-benar penting dalam hidup saya. 

Saya berpikir, kenapa di saat-saat seperti ini, tinggal tiga bulan lagi masa hukuman saya selesai, tetapi kok bukan hal yang baik yang datang, bukan hal yang menggembirakan, tetapi kok hal yang menyedihkan!”
Tidak bisa menerima kenyataan, Nono pun semakin larut dalam keputusasaannya. Perbuatan nekad pun akan dia lakukan. 

“Saat itu saya sedang di kamar mandi, di sel, saya seperti antara ingin memotong urat nadi saya, tetapi seperti ada banyak suara yang berbicara dalam hati saya. Saya ngga tahu mau dengar suara yang mana. Tapi yang saya tahu, saya sudah ngga punya pengharapan. Pada waktu tangan saya yang memegang silet sudah di urat nadi, ada suara yang lain yang ngomong dalam hati saya. Suara itu kecil banget tetapi tegas. Suara itu hanya berkata ‘Bangun, jalan!’ Sewaktu saya dengar suara itu, saya hanya bisa nangis. 

Tetapi tangisan saya, seperti tangisan yang lain. Saya ngga tahu mengartikannya sebagai apa, tapi bagi saya seperti tangisan sukacita. Saya ngga bisa jelaskan kenapa saya batalkan untuk bunuh diri.”

Seakan mendapatkan kekuatan baru, Nono pun mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Sampai hari pembebasannya tiba, Nono memutuskan untuk kembali ke Ambon dan mengikuti suatu ibadah.
“Saya duduk dalam ibadah itu, setengah jam sampai 45 menit saya menikmatinya. Tetapi ada satu statement yang pendeta ini kemukakan yang sangat menarik di hati saya. Yang sangat menarik di pikiran saya. 

Statemennya seperti ini, ‘Bahwa yang paling payah dari mati konyol adalah orang yang hidupnya konyol.’ Waktu saya dengar kata-kata itu, sepertinya Tuhan sedang berkata kepada saya, ‘Kamu orang konyol.’ Kenapa saya berkata kalau Tuhan seperti bicara pada saya kalau saya orang konyol? Karena semua kehidupan yang pernah saya habiskan, semuanya konyol. Entah itu mabuk-mabukan, entah itu saya berkelahi dengan anaknya orang, entah itu saya menyakiti hati orang, entah itu saya merokok, entah itu narkoba, entah itu saya free seks dengan banyak perempuan, saya mulai mengerti semua itu konyol. 

Saya minta ampun pada Tuhan, saya ngomong dalam hati ‘Tuhan ampuni saya.’ Saya tahu persis ini saya. Dan saya tahu Tuhan tidak tinggalkan saya. Saya seperti merasakan Yesus sedang bersama-sama dengan saya. Yesus sedang memeluk saya, Yesus bilang, ‘Kamu ngga sendiri, kamu ngga dikucilkan, kamu ngga dibuang. Kalau kamu merasa kehilangan pengharapan, Saya punya pengharapan. Saya janjikan pengharapan itu buat kamu. Saya yang punya pengharapan.’ Waktu saya ada di posisi ini, saya merasa sangat nyaman. 

Saya hanya bisa menangis dan menangis dan menangis. Saya menikmati benar, bahwa Tuhan Yesus ada bersama-sama dengan saya. Saat itu saya tahu kalau Tuhan Yesus memberi saya kekuatan. Saya tahu kalau Tuhan Yesus sudah menyelamatkan hidup saya. Saya tahu kalau Tuhan Yesus akan memberikan masa depan yang luar biasa.”
Melalui satu pribadi, Nono kembali menemukan pengharapan baru. Ia pun merasakan kebahagiaan sejati yang selama ini ia cari. 

“Jadi semua yang dulu saya pikir adalah hal-hal yang bagus, hal-hal yang prioritas kini ngga berarti buat saya. Waktu saya di titik orang ngga indahkan saya, dimana dunia buang saya, dimana manusia kucilkan saya, dimana saya ngga berarti buat orang, tapi saya tahu kalau Tuhan Yesus sangat mengasihi saya. Kenapa saya katakan begini? Karena ada sesuatu yang membuat saya bahagia. Kenapanya, saya ngga bisa jelasin. 

Tapi sekalipun saya kurang, sekalipun saya ngga punya apa-apa, tapi saya bisa bahagia. Kasih Yesus itu sangat memberikan suatu damai sejahtera yang luar biasa. Cuma Yesus yang bisa memulihkan separah apapun kehidupan kita dan yang memberikan jaminan masa depan yang cerah,” ucap Nono menutup kesaksiannya.

Pergaulan Bebas Karena Impoten

Alex meniduri begitu banyak wanita hanya untuk satu tujuan, yaitu membuktikan keperkasaannya sebagai seorang pria.

“Pertama kali saya berhubungan dengan wanita, saya sudah mulai merasa mengapa kok gagal. Kedua, tidak bisa. Ketiga lalu keempat… Makin hari melakukan saya semakin merasa ketakutan. Semakin bertanya-tanya apa yang terjadi di dalam kelemahan saya. Saya tidak bisa melakukan hubungan seksual membuat saya begitu terikat, begitu ketakutan, begitu membuat saya kecewa dengan diri saya sendiri. Sampai saya merasa hidup ini sudah tidak ada arti.

Saya tidak bisa sekali-kali menikmati hubungan seksual dengan benar. Tidak bisa mencapai yang namanya klimaks,” Alex mengungkapkan rasa frustrasinya ketika menyadari bahwa kepriaannya sulit untuk berfungsi.

Tak banyak yang tahu bahwa sejak kecil, Alex sudah mulai terikat dengan kebiasaan buruk yang pada akhirnya mendarah-daging dalam dirinya. Yaitu menonton film porno.
Dampak dari kebiasaan buruk tersebut, Alex berkisah, “Ketika kita melihat wanita yang cantik sedikit saja, kita ingin melakukan sesuatu. Dan kita melakukannya dengan onani. Dan kadang sehari bisa beberapa kali.”

Seiring pertumbuhannya ketidakharmonisan di antara kedua orang-tuanya menambah runyam dalam kehidupan Alex. Ia tidak betah di rumah dan ia lebih senang untuk menghabiskan waktunya dengan teman-teman di luar. “Benar-benar saya tidak betah di rumah.”

Untuk melampiaskan kekecewaannya, Alex terjun pada kehidupan yang begitu liar. Dunia malam, ekstasi, mabuk, dan seks senantiasa menghiasi hari-harinya. “Saya ingin membuktikan diri saja bahwa saya bisa melakukan hubungan seksual,” kisah Alex mengenai alasannya mengapa ia melakukan pergaulan bebas.

Tidak dapat menerima kenyataan yang sesungguhnya, Alex bahkan mengkonsumsi obat-obatan. “Akhirnya saya memakai obat kuat. Ketika saya minum, tidak ada sesuatu yang hebat terjadi pun tidak ada. Malahan, muka saya jadi merah, jadi panas, telinga rasanya terbakar. Detak jantung menjadi kencang. Tidak ada kepuasan yang saya temukan,” ungkap Alex.

Hidup Alex sudah begitu hambar, ia bahkan melakukan pernikahan tanpa tujuan yang berarti. “Buat saya pernikahan itu tidak ada di dalam pikiran saya, yang ada ya punya anak saja. Saya menikah itu ya sudah tanpa cinta, jadi, saya malas untuk menatap mata istri saya. Timbul rasa kebencian dalam diri saya terhadapnya, tak tahu mengapa. Dengar suaranya saja saya benci,” ujar Alex mengenai rasa sebal dalam dirinya yang sebenarnya dikarenakan ketidaksanggupan dirinya membahagiakan istrinya.

Bahkan malam pertamanya saja yang seharusnya menjadi malam yang begitu indah, justru menjadi malam yang begitu dingin dan hambar. Hari demi hari, kehidupan rumah tangga mereka pun diwarnai kehidupan seks yang semakin dingin.

“Sampai-sampai saya lebih senang untuk bermain keluar. Karena jika dengan wanita lain saya yang dipuaskan, sedangkan bersama istri saya harus memuaskan dia. Dan saya tidak sanggup,” ungkap Alex.

Kemelut rumah tangga mereka pun semakin rumit. Demi menutupi kelemahannya, Alex justru semakin menyudutkan istrinya. Bagi Alex, kepuasan hanya mengenai fisik semata. Jiwanya pun kering, tak ada lagi kehangatan yang tersisa.

“Bicara cinta, saya pikir, saya sudah tidak ada lagi rasa cinta. Ketika saya masuk ke dunia hiburan malam, yang namanya cinta itu saya lupa. Saya kehilangan apa yang namanya cinta, yang ada hanyalah nafsu,” kisah Alex.

Liskania, istri Alex, juga berkisah, “Ada masalah sedikit saja, itu bisa membuat kami tidak saling berbicara sehari dua hari. Apalagi jika masuk kamar, bisa diam-diaman saja. Masing-masing balik badan sendiri-sendiri. Setelah menikah, ya berbeda, kadang kita berbicara itu tidak dihiraukan olehnya.”

Petualangan seksnya di luar rumah pun semakin liar dan menjadi-jadi. Dalam pikirannya yang ada hanya seks. Ia melakukannya pun tanpa pelindung. Ia berpikir mau mati karena penyakit ya, silahkan saja, yang penting ia bisa melakukannya.

Petualangan seksualnya demi mencapai kepuasan fisik hampir menyita seluruh fokus hidupnya. Bahkan bisnis yang selama ini ia jalani, ikut terenggut seperti kepriaannya.
“Bisnis gagal, hubungan seksual gagal, semua gagal. Itulah momen yang paling hancur, itulah titik yang paling parah yang tidak ada obatnya. Tak ada satu manusia pun yang bisa menolong saya. Disitulah titik yang paling frustrasi,” kisah Alex mengenai semua kegagalan yang ia alami.
Alex pun sudah merasakan titik terendah dalam hidupnya dimana ia merasa ia tidak bisa bangkit lagi.

Dan pada titik terendah dalam hidupnya tersebut, melalui ajakan seorang teman, Alex duduk dalam sebuah pertemuan yang menjadi penentu bagaimana ia menjalani akan masa depannya. Pada saat itulah, Alex dikejutkan dalam sebuah pengalaman spiritual yang membuatnya begitu terheran-heran.

“Daripada saya bengong, saya tundukkan kepala berdoa Doa Bapa Kami. Tiba-tiba bayangan hitam berdiri besar di samping saya. Bahunya terangkat, kelihatan sangat sedih. Saya melihat dan bertanya-tanya. Ketika bayangan hitam itu datang dan mendekat, disitu saya baru disadarkan bahwa saya berdosa. Saya selama ini berpikir bahwa saya benar, ternyata saya baru disadarkan bahwa saya salah. Disitu saya bisa menangis sejadi-jadinya, saya tidak tahu bahwa air mata saya bisa ditahan,” ungkap Alex.

Penyesalan demi penyesalan menyelimuti Alex, linangan air mata pun menjadi saksinya. “Bayangan hitam itu memeluk saya menunjukkan kasihnya. Saya merasakan bahwa saya sudah hancur, tidak berdaya, tak ada artinya… Tetapi Tuhan menerima saya. Benar-benar saya datang dalam kondisi yang parah, yang secara manusia sudah tidak ada harapan, sudah tidak bisa bangkit lagi. Dan Tuhan pulihkan…,” kisah Alex bagaimana Tuhan menunjukkan kasih-Nya bagi Alex.

Saat ini Alex telah lepas dari krisis keperkasaannya sebagai seorang pria yang telah lama membelenggunya. Kehidupan seks Alex dan istrinya kini telah dipulihkan. Rumah tangganya pun menjadi harmonis.

“Jika dulu melakukan seks itu seperti menonton video porno yang saya tonton. Tetapi sekarang saya melihat bahwa itu adalah hubungan intim suami-istri adalah kemuliaan bagi Tuhan. Itu adalah sesuatu yang sangat indah yang hanya bisa dinikmati yang melakukannya bukan dengan dasar nafsu. Tetapi ketika kita memulainya dengan ucapan syukur untuk kemuliaan Tuhan, kita menikmati itu sangat luar biasa,” ungkap Alex mengenai bagaimana Tuhan memperbaharui kehidupan rumah tangganya.

Istri Alex pun berkisah, “Bagi saya dia adalah suami yang sempurna yang mengasihi anak-anaknya dan istrinya.”

BERTEMU DENGAN PARA MALAIKAT SURGAWI YANG PALING BERKUASA (Kesaksian nyata Rev. R.H. Buck - Boise, Idaho, USA)

(Pendeta Buck sudah bertemu dengan Malaikat Gabriel beberapa kali, Kesaksian kali ini tentang pertemuan dengan Mikhael - Malaikat Perang Surgawi yang paling berkuasa)

Kira-kira jam 2 pagi pada suatu hari senin, saya terbangun karena mendengar suara ribut di lantai bawah rumah kami. Segera saya menyelidiki apa yang menyebabkan ribut itu. Di lantai bawah saya melihat pemandangan yang paling menakjubkan. Ada 4 Malaikat yang tinggi besar sedang berdiri di ruang duduk kami dan saya tahu bahwa sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. Setiap kali Allah menyatakan diriNya melalui kunjungan malaikat ke rumah atau ruang kerja saya, saya merasa takjub; akan tetapi kunjungan kali ini terasa lebih dahsyat lagi, karena saya sungguh menyadari pentingnya pekerjaan yang sedang Allah lakukan.

Gabriel menyambut saya di bawah tangga dan minta saya untuk memasuki sebuah kamar. Katanya,”Saya tidak ingin kau takut atau gentar, tetapi kekuatan-kekuatan iblis sudah mulai menyerang engkau; sama seperti Tuhan memiliki bala tentara malaikat, demikian juga iblis memiliki bala tentaranya dengan para penghulu kegelapan; meskipun mereka tidak sebanyak dan kekuatannya tidak sebesar malaikat-malaikat itu; mereka tidak hadir di segala tempat sekaligus. Hari kebinasaan mereka sudah pasti.”

Saya mendengarkan Gabriel dengan penuh perhatian ketika dia mengatakan bahwa dia ingin memberikan saya jaminan ini supaya saya dapat menguatkan persekutuan umat Allah, dan mengingatkan mereka bahwa mereka hidup dalam jaman yang khusus; dia mengatakan bahwa iblis menyadari kenyataan bahwa Allah sedang melakukan sesuatu di kota Boise (USA), dan dia telah mengirim penghulu-penghulu kegelapan ke daerah ini dengan maksud melukai dan merampasi orang-orang, mengisi pikiran pikiran mereka dengan hal-hal duniawi dan berusaha menghalangi pekerjaan Allah.

Gabriel mengingatkan saya saat ketika umat Israel akan keluar dari Mesir; ketika itu penghulu-penghulu kegelapan telah berusaha menghentikan dan menghalangi pekerjaan Allah dengan membunuh semua bayi laki-laki, dan sedapat mungkin membunuh Musa juga; dan iblis juga melakukan hal yang sama ketika Yesus dilahirkan.

Saya sangat tertarik dengan pernyataan Gabriel, bahwa iblis tidak tahu apa yang bakal terjadi; iblis tidak bisa meramalkan masa depan, juga tidak bisa membaca pikiran manusia; iblis sangat gugup karena tidak tahu dengan tepat apa yang sedang terjadi, tapi bagaimanapun juga iblis berusaha untuk memperlambat apapun yang sedang dilakukan Allah. Gabriel mengatakan bahwa Roh Kudus mengawasi semua yang ada di bumi, oleh karena itu Dia tidak memperkenankan iblis melakukan hal ini. Ketika Dia melihat bahwa aktivitas iblis menjadi berbahaya, maka Roh Kudus akan mengirim pasukan-pasukan malaikat untuk membereskan keadaan.

Perhatian saya tertarik kepada seorang malaikat yang perawakannya tinggi besar dan kelihatannya gagah berani. Sementara saya memandang dia, nampaklah bahwa meskipun penampilannya menakutkan, dia mirip dengan malaikat Gabriel. Saya tidak bisa melupakan mata malaikat itu karena kelihatannya seperti api yang menyala-nyala. Saya sedang mengamati kekuatan dan kuasanya, ketika dengan sikap wajar Gabriel mengatakan bahwa Allah telah mengirimkan malaikat perangNya yang paling berkuasa untuk mengalahkan dan mendesak mundur para penghulu kegelapan. Saya hampir-hampir tidak bisa bernapas, terlalu mengagumkan, karena inilah perkenalan saya dengan malaikat Mikhael.

Sebenarnya tidak mungkin untuk menguraikan cahaya yang keluar dari mereka, saya dapat merasakan kasih dan belas kasihan, dan buah Roh Kudus, karena suasana surga itu merupakan kodrat Yesus. Semua makhluk surgawi ini mempunyai kodrat yang sama dan belas kasihan yang sangat besar.

Gabriel mengatakan kepada saya bahwa Allah telah memberi pesan kepada Mikhael yang harus disampaikan kepada saya. Saya mendengarkan dengan penuh kekaguman. Pesan itu sungguh nyata. Tak dapat diragukan sama sekali, karena saya sendiri hadir.

Gabriel memberitahukan bahwa malam itu suatu peperangan sedang berlangsung dan malaikat-malaikat perang ini yang berada di ruang duduk kami sedang memimpin pasukan-pasukan surga yang mendesak mundur segala kekuatan kegelapan. Mikhael dan ketiga panglima bala tentara malaikat yang sedang bersamanya itu sedang menerima berita dari Roh Kudus, yang sedang mengawasi semua aktivitas; sebaliknya mereka memberi perintah dalam bahasa yang saya tidak mengerti kepada para pemimpin malaikat yang sedang berperang.

Mikhael mengatakan bahwa sebelum tiba saat pemusnahan iblis, Allah mengijinkan keadaan ini, dan terus menerus pasukan-pasukan iblis itu dibubarkan dan dicerai-beraikan oleh para malaikat perang. Mikhael mengatakan bahwa saya tidak perlu takut, karena para malaikat sedang mengalahkan musuh, serta menjaga dan melindungi kita. (Haleluya!)

Dengan panjang lebar Mikhael berbicara dengan saya tentang suatu hal yang belum pernah bisa saya lihat dari perspektif yang sebenarnya: jika Allah memberikan kebenaran, kita harus melupakan perbedaan doktrin kita, karena Allah dapat melakukan apa yang dikehendakiNya dan mengetahui apa yang ingin dilakukanNya.

Mikhael mengatakan,”Sampai saat yang telah ditentukan, tugas kami bukanlah untuk membasmi iblis, melainkan untuk mencerai-beraikan segala kekuatan kegelapan, mencegah mereka, mengalahkan mereka dan menjauhkannya dari umat Allah.”

Kemudian katanya,”Saya mempunyai suatu tugas yang sedang saya tunggu-tunggu, di mana saya tidak perlu lagi menunjukkan rasa hormat kepada Lucifer. Tugas saya itu adalah melenyapkan iblis dan setiap malaikatnya dari langit; kami tidak akan menyisakan seorang pun.”

Katanya,”Mungkin kau tidak menyadari, tetapi 24 jam setiap hari, ada kekuasaan iblis yang menuduh umat Allah mengenai dosa-dosa yang sudah diampuni. - iblis tidak memandang seperti yang dipandang Allah, dia tahu bahwa dosa-dosa itu telah diampuni namun dia masih saja menuduh mereka.”- “Tetapi,” kata Mikhael,”Surga akan dibersihkan! Lucifer akan berusaha melawan tetapi dia tidak akan berhasil. Jika kau ingin membaca tentang apa yang akan datang, bacalah Wahyu 12:7-10.”

Inilah pertama kali saya menyadari bahwa Mikhael memiliki pasukan-pasukan malaikat yang dibawahinya.

Iblis dan pasukan-pasukannya tidak bisa melakukan sesuatu untuk menghancurkan rencana Allah. Waktu selama masa kesengsaraan besar akan sangat mengerikan karena semua roh-roh setan akan ada di atas muka bumi. Puji Tuhan, Dia telah mengangkat kita dari dunia sebelum hal itu terjadi.

Mikhael mengatakan,”Tidak ada satu tempat pun di seluruh surga yang luas ini untuk salah satu roh setan itu, bahkan satu pun tidak.” – dia menekankan hal ini dan mengatakan bahwa inilah tugasnya dan dia telah siap untuk melaksanakannya segera setelah waktunya tiba.

Gabriel menyuruh saya menyampaikan berita ini supaya memberi semangat kepada umat Allah. Allah mempedulikan mereka! Allah mempedulikan seluruh dunia; Dia tidak menyerahkannya kepada iblis, dan Dia menginginkan agar kita memandang keadaan ini dari sudut pandangNya juga; kita mungkin menyangka bahwa keadaan dunia ini kelihatannya suram, tidak ada harapan, tetapi Allah mau kita mengetahui bahwa Dia masih memegang pimpinan.

Baik Gabriel maupun Mikhael mengatakan kepada saya bahwa minggu lalu para penghulu kegelapan berada sedemikian dekatnya sehingga para malaikat perang ditempatkan dalam kebaktian gereja untuk memastikan bahwa musuh tidak masuk. Haleluya! Saya bersukacita ketika dia mengatakan akan membiarkan pasukan malaikatnya di situ selama mereka dibutuhkan.

Karena Mikhael datang langsung dari hadirat Allah, saya merasakan kekuasaan dan kekuatannya yang sangat besar dalam rumah saya sehingga baru sore hari kekuatan saya pulih kembali; karena tubuh manusia tidak dibuat untuk menaha cahaya yang terpancar dari malaikat seperti Mikhael., dan hal itu mempunyai pengaruh yang kuat kepadaku.

Memang sukar bagi pikiran manusia untuk memahami apa yang sesungguhnya sedang terjadi, dan kedengarannya memang aneh tetapi Allah, Pencipta langit dan bumi, sedang melakukan sesuatu yang istimewa; malaikat-malaikat surgawi yang berkuasa ini tidak bisa datang, berbicara dan menampakkan diri, sebelum Allah menyuruh mereka,”Pergilah!” Dan sekarang ini Dia sedang mengatakan hal itu.

Saya merasa bahwa wajah Mihael lebih seram daripada wajah Gabriel walaupun keduanya mempunyai persamaan. Raut muka Mikhael seperti dipahat saja, dan seperti dalam kitab Daniel 10, saya pun melihat Mikhael berpakaian mirip dengan Gabriel. Berjubah putih disulam dengan benang emas dan mengenakan sabuk emas yang lebar; juga mengenakan semacam sandal dan kakinya berwarna sawo matang.

Daniel mengatakan: seperti kilau tembaga yang digilap. Lengan dan tangannya juga berkilauan. Warna tembaga dari kulitnya sangat luar biasa, cemerlang dengan cahaya yang memancar dari dirinya, karena Mikhael selalu berada di hadapan Allah. Sikapnya sangat berwibawa, sehingga saya dapat melihat apa artinya jika ada kekuatan yang menentangnya; warna rambutnya pirang, hampir kuning muda; kelihatannya dia berusia 25 tahun, jadi sukarlah untuk percaya bahwa dia lebih tua dari umur bumi.- malaikat-malaikat perang lainnya mengenakan semacam jubah atau kemeja berwarna coklat yang ada ikatannya di leher, jubah ini dipakai dengan celana yang sangat longgar.

Malaikat Tuhan mempunyai tingkat yang berbeda. (Ada Serafim dan Kerubium sebagai malaikat-malaikat yang dikhususkan untuk memuji dan menyembah Allah), Gabriel adalah penghulu malaikat, dia berdiri di hadirat Allah sebagai koordinator. Bala tentara Allah terorganisir dengan sangat rapi dan teliti; sedangkan roh-roh yang melayani (Ibr 1:14) adalah malaikat-malaikat yang tinggal bersama kita di bumi ini.

Allah mengatakan bahwa mereka ada di sekeliling kita; mereka senantiasa menolong dengan melayani kita dan menghilangkan semua beban dan kesusahan; mereka mengetahui semua rintangan, tekanan, dan penderitaan kehidupan, dan mereka dekat untuk menolong kita; mereka menyatakan kasih Allah, pemeliharaan dan perhatianNya; mereka tinggal bersama sebagai suatu masyarakat dan dapat menampakkan diri sebagai manusia biasa; mereka tidak memiliki radiasi yang kuat seperti yang dimiliki malaikat surgawi.

Sekarang ini ada sepasukan malaikat yang ditugaskan secara khusus; mereka tidak mau mendengarkan keberatan apapun juga. Gabriel yang memimpin mereka, dan mereka sangat sibuk untuk membawa orang-orang yang tersesat kepada orang-orang yang sudah percaya Kristus, yang akan menyampaikan berita keselamatan kepada mereka yang tersesat.

Mikhael adalah malaikat perang yang paling berkuasa dan dia pemimpin seluruh malaikat perang surgawi. Dalam kitab Daniel 10:13-14, Roh Kudus mengutus malaikat Mikhael untuk menolong malaikat Gabriel, ketika Gabriel harus berjuang 21 hari melawan kekuatan besar dari iblis yang menghalang-halangi Gabriel untuk bertemu dengan Daniel; karena kekuatan rohani dari Mikhael sangat besar sehingga dia dapat mendesak mundur semua pasukan kegelapan dari iblis.

Di bawah kepemimpinan Mikhael, masih ada pemimpin pasukan malaikat perang yang lain yang pangkatnya seperti panglima atau jenderal, salah satunya adalah Chrioni, dialah yang bertemu Yosua ketika Yosua berada di dekat Yerikho (Yosua 5:13-15). Karena ada orang yang bertanya: apakah malaikat yang disebut dalam ayat itu adalah Yesus? Saya tanyakan kepada Chrioni, dan dia menjawab tidaklah demikian, karena dialah (Chrioni) yang berada di sana sebagai Panglima Bala Tentara Tuhan. - Chrioni juga mengatakan bahwa Allah lah yang menyuruh dia beserta pasukannya untuk merubuhkan tembok Yerikho.

Allah sedang melakukan sesuatu yang luar biasa sekarang ini. Dia telah memilih sebuah tempat untuk mencurahkan beritaNya, firmanNya, dan pengertian yang khusus untuk jaman ini, sama seperti yang dilakukanNya pada jaman Daniel. Tak ayal lagi, Boise – Idaho, menjadi salah satu tempat pendaratan bagi para malaikat.- Iblis telah mengetahuinya dan dia tidak tahu apa yang dilakukan oleh malaikat-malaikat itu, tetapi dia telah membawa penghulu-penghulu kegelapan ke daerah ini untuk berusaha menghentikannya.

Namun iblis tidak bisa menang!

Malam itu ketika malaikat-malaikat itu siap untuk meninggalkan rumah kami, Mikhael dan seorang malaikat lain membuka pintu menuju halaman belakang; tanah telah tertutup salju yang tebalnya kira-kira 15 cm; mereka berjalan tiga langkah yang menyebabkan salju tertekan sampai ke tanah dan membawa mereka sejauh 4,5 m kemudian mereka menghilang – sama sekali lenyap, yang tertinggal adalah jejak-jejak kaki yang besar di dalam salju.

Muslimah Masuk Kristen (Kesaksian Nur Laila)

Nama saya Nur Laila. Saya adalah seorang Muslimah yang telah mengikut dan mentaati segala-gala yang telah diajari oleh ibu-bapa saya, terutamanya dalam hal-hal iman dan keislaman. Tetapi walaupun begitu, semakin saya lebih membesar, hati dan jiwa saya masih kekosongan sahaja walaupun saya telah mencari jawapan soalan-soalan kehidupan dari agama Islam serta ajaran-ajarannya.
Pada satu hari, saya telah terjumpa dengan jawapan serta penyelesaian kepada segala keruncingan dan keresahan rohani di dalam jiwa dan hati saya. Sejak waktu itu, saya telah dapat mengenalNya lebih mendalam lagi, hari demi hari.
Saya dilahirkan dalam keluarga Islam. Ibu dan bapa saya adalah pengikut Islam yang cukup warak dan bertakwa. Datuk saya telah mengajar saya mengaji al-Quran sejak saya berumur empat tahun sampai saya mencecah tujuh tahun. Sebagai seorang Muslimah yang bertaqwa, saya menunaikan ibadat solat saya lima kali sehari dan telaah pengajian Islam dari jam 6 petang sampai 8.30 malam setiap hari Sabtu ke Khamis.
Sesudah selesainya pembelajaran di sekolah menengah, pendidikan saya dilanjutkan lagi di institut pengajian tinggi (IPT) di mana saya telah belajar pendidikan biasa dan juga pendidikan Islam. Saya telah mempelajari begitu banyak tentang agama Islam, serta mendalami ilmu-ilmunya dengan cukup mantap, walau pun begitu, Islam tidak mampu menenangkan jiwa saya atau menghasilkan kehidupan yang bermakna atau pun menjadi panduan hidup bagi saya secara serius. Keadaan dalam hati dan jiwa saya masih lagi kosong dan gelisah sahaja dan saya tidak pernah menikmati apa yang difahami sebagai kasih-sayang Tuhan Allah agama Islam itu!
Setelah mendalami telahaan dan pengajian agama Islam, saya dapati bahawa seolah-olah kasih-sayang Allah itu bukanlah kasih sayang Tuhan yang sebenar atau kesayangan yang sesungguhnya. Lebih-lebih lagi, kasih sayang Allah agama Islam adalah amat terbatas dan bersyarat sekali; saya terpaksa melakukan segala macam hal dan peraturan supaya saya melayakkan diri untuk dapat mengalami kasih-sayang-Nya, yaitu 'irrahman dan arrahim-Nya'! Saya tidak menimbulkan soalan-soalan seperti ini kepada orangtua saya kerana mereka menganggapi pertanyaan seperti itu adalah 'dosa besar'!
Pada suatu hari, sesudah saya menunaikan ibadah solat saya kepada Allah, saya telah menangis dan rasa haru menyelubungi saya oleh kerana saya tidak dapat mengenal atau merasa apakah itu kasih dan sayang Allah swt itu! Tidak lama kemudian, saya telah membuka radio saya dan kebetulan sekali, tepat pada saat itu merupakan siaran steyen radio Kristian. Seorang wanita Kristian sedang membaca daripada Kitab Suci Injil, Matius fasal 11 ayat 28, yang berbunyi :
'Sayidina Isa berkata: "Marilah kepada-Ku, hai kamu semua yang lelah dan menanggung beban berat, Aku akan memberikan kelegaan bagimu."'
Saya telah berfikir pada diri saya : "Siapakah Sayidina Isa ini, yang mampu dan sanggup menganugerahkan kelegaan kepada umat manusia yang berbeban berat? Saya masih ingat mengatakan kepadaNya, "Kalau Engkau sungguhnya Ilahi, dan Sayidina Isa yang sebenarnya telah menyatakan seperti itu, tolonglah, biarlah saya mengenal Engkau!"
Pada Tahun Pertama saya di Universiti, saya dijemput ke satu keramaian oleh teman-teman saya. Kebanyakan mereka di situ adalah orang beragama Kristian. Saya telah mendengar cerita tentang Sayidina Isa Al-Masih sekali lagi. Satu ungkapan yang cukup unik telah menarik perhatian saya, yakni: "Sayidina Isa mengasihi anda." Saya teringat pada masa yang lalu, di mana pencarian saya bagi kebenaran kasih-sayang Allah swt adalah hampa sahaja. Jadi pada saat itu, saya teringin untuk kenali siapakah Sayidina Isa itu sebenarnya kerana jika Dia sesungguhnya mengasihi saya, saya akan menjadi pengikutNya yang setia! Oleh sebab itulah, saya telah berkata kepada Sayidina Isa : "Sayidina Isa Al-Masih, jika sesungguhnya Engkau ilahi, dan mengasihi saya, izinkanlah saya mengenal Engkau!"
Dua malam kemudian, sambil tidur saya telah bermimpi. Mimpi saya itu tampakkan satu cahaya yang sangat indah di depan pintu rumah saya! Saya ingin menjamah cahaya itu, tetapi kaki saya tersangkut kepada lantai pula! Pada waktu yang sama, terdengar suara ibu saya :"Jangan mendekati cahaya itu." Saya telah terjaga dengan tiba-tiba dalam keadaan berpeluh. Saya kurang faham apakah maksud cahaya indah itu dan menceritakannya kepada teman Kristian saya tentang mimpi saya dan dia menjelaskan bahawa saya harus menelaah Kitab Injil untuk mendapati jawapannya. Dan jawapannya terdapat di dalam nas Injil, Yahya fasal ayat 5:
"Selagi Aku ada di dunia ini, AKULAH TERANG DUNIA."
Begitulah bunyinya kata-kata Sayidina Isa dan sesungguhnya Baginda adalah terang dunia. Saya menginsafi pada saat itu juga Baginda inginkan saya sedar dan mengakui bahawa Dialah satu-satunya Terang Dunia dan saya harus mengikuti jalan Baginda! Sejak mimpi saya itu, saya telah membaca, mengkaji dan menelaah kitab Perjanjian Baru dalam Kitab Suci Injil pada setiap hari. Semakin saya mendalami ilmu pengetahuan saya dalam Sayidina Isa Al-Masih dan menginsafi siapakah Baginda sebenarnya, semakin jelas sekali bahwa konsep Isa Al-Masih di dalam Islam dan al-Quran amatlah dangkal sekali!
Saya telah menyerahkan segala jiwa dan kehidupan saya ke dalam genggaman Sayidina Isa! Saya juga telah khuatir akan perhubungan saya dengan keluarga saya kerana mereka adalah Muslim; dan saya, sebagai seorang pengikut Sayidina Rabbani isa Al-Masih mungkin akan menganiayai saya. Walau bagaimanapun, Tuhan Allah telah memberkati hikmat-Nya kepada saya untuk bertahan segala macam rintangan dan cabaran. Jikalau iman saya tidak tabah, keluarga saya tidak akan dapat mengenali Tuhan dan Allah yang sebenar. .
Kemudian, Tuhan menganugerahkan saya mimpi-mimpi yang telah menjadi nyata! Walau pun bahasa ibunda saya bahasa Melayu, saya juga fasih dalam bahasa Thai. Satu daripada mimpi tersebut melibatkan keluarga sahabat saya yang mana ibu-bapanya mempelajari bahasa Thai daripada saya. Di dalam mimpi saya itu, mereka berada di atas sebuah bukit dan keadaan di sana sangatlah kering. Mereka kelihatan sangat letih dan tiba-tiba anak lelaki bongsu mereka telah jatuh tergelincir ke dalam lembah di bawah bukit itu. Mereka sangat gelisah tentang anak mereka itu dan menangis bersedu-sedu kerana keadaannya. Pada saat itu, saya pun telah tiba-tiba terjaga dari tidur dan sedari bahawa Tuhan Allah inginkan saya mendoakan bagi keselamatan keluarga di dalam mimpi saya itu. Dua hari kemudian, seorang teman memberitahu saya bahwa keluarga ini sedang berada di dalam hospital dan anak lelaki bongsu mereka juga dimasuki ke hospital dalam keadaan yang serius.
Syukur Alhamdulillah! Setelah saya mendoakan untuk mereka serta untuk pemulihan mereka sekeluarga, di dalam nama Sayidina Isa Al-Masih, mereka semua telah sembuh dan kesihatan mereka sudah pulih kembali seperti biasa 100 peratus! Mimpi-mimpi dari Allah seperti inilah telah menolong saya mengukuhkan iman saya di dalam Allah serta di dalam Jalan-Nya yang benar - yakni Sayidina Rabbani Isa sendiri, yang telah menyatakan :
"Akulah JALAN, KEBENARAN dan HIDUP. Tidak seorang pun datang kepada Tuhan Allah kecuali melalui Aku."Yahya 14 ayat 6.
Dua tahun kemudian sesudah peristiwa mimpi tersebut, saya telah memeluk ajaran Injil serta menerima Sayidina Isa Al-Masih sebagai penebus dosa saya dan juga sebagai Rabbi dan Tuhan saya sendiri! Saya juga telah menjelaskan kepada ibu saya sebab-sebab mengapa saya membuat keputusan tersebut. Seperti biasa, dia menganggap bahwa saya melakukan sesuatu yang 'kurang bijak', akan tetapi, saya memberitahukan kepadanya bahawa saya telah mengenal Tuhan Allah yang sesungguhnya hakiki dan benar. Orangtua saya kurang senang dengan keputusan saya untuk menjadi seorang pengikut Sayidina Isa Al-Masih. Inilah reaksi yang lazim bagi ramai umat Islam khasnya apabila mereka cuba menangani orang Islam yang telah menolak ajaran Islam dan ingin menjadi pengikut Sayidina Isa yang sejati walaupun atas sebab-sebab yang cukup wajar! Walaupun begitu, sebagai seorang yang sudah dewasa, mereka sedar bahwa keputusan saya ini harus dihormati oleh semua phak.Saya telah pun serahkan keluarga saya yang tersayang ke dalam tangan Allah swt, dan saya yakin mereka juga akan menginsafi siapakah Tuhan Allah yang sebenarnya serta memeluknya dengan sebulat hati.

YESUS BAGI SEMUA

Saatnya sekarang injil yang hidup diberitakan dengan berani
kepada semua orang, tanpa peduli dari sekte,aliran, bahkan agama manapun.
Yesus bagi Semua